Museum Barli dan Selasar Sunaryo


Barli Sasmitawinata
Adalah seorang seniman dalam bidang seni lukis yang beraliran realis, lahir di Bandung pada tanggal 18 Maret 1921, dan wafat di Bandung pada tanggal  8 Februari 2007. Beliau memulai ketertarikannya dalam bidang seni lukis sejak tahun 1930-an, dan juga pada saat itu beliau termasuk ‘Kelompok Lima’ Bandung, yang juga beranggotakan Affandi, Hendra Gunawan, Sudarso, dan Wahdi.
Permulaan bakatnya pada saat ia belajar seni lukis oleh Jos Pluimentz ; seorang pelukis Belgia yang bertempat tinggal di Bandung. Ia juga pernah mengembangkan bakat seni lukis nya dari seorang pelukis Italia Luigi Nobili, kemudian melanjutkan pendidikan ke Eropa.
_MG_2356.jpgBarli Sasmitawinata selain sebagai pelukis realis, juga melukis yang berhubungan dengan anatomi tubuh manusia secara spesifik hingga liuk-liuk dan lekukan nya terlihat begitu alami. Dalam hidupnya, beliau pernah mengajar seni lukis di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan juga merupakan salah seorang perintis jurusan seni rupa di Institut Kejuruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung (Universitas Pendidikan Indonesia) pada tahun 1961. Karena kemampuan dan hasil karya beliau yang luar biasa, pada tahun 2000, beliau menerima penghargaan Satyalancana Kebudayaan dari presiden.





Sunaryo
IMG_0130.jpgAdalah seorang pelukis yang lahir di Banyumas, 15 Mei 1943.

Galerinya terlekat di kota Bandung,  tepatnya di jl. Bukit Pakar Timur No.25 (Bandung – 40198).



Sunaryo terkenal dengan konsep lukisannya yang merupakan pengembangan dari sidik jari manusia.
Educational Background
  • 1969 - Fine Arts Department - Bandung Institute of Technology, Bachelor of Arts
  • 1975 - Marble Technology - Italy, Bachelor of Arts

Working Experience
  • 1970 - 2008: Lecturer of Fine Arts and Design, Bandung Institute of Technology
  • 1976 - 1980: Head of the Sculpture Studio
  • 1988 - 1992: Head of Department of Pure Arts
  • 1999 - 1996: Head of the Sculpture Studio

Selected Solo Exhibition
  • 2008
    Poetry of Inner Dreams, Singapore Tyler Print Institute Gallery, Singapore.
  • 2001
    A Stage of Metamorphosis. Circle Point Artscape, Washington DC, USA.
  • 2000
    Puisi Titik Putih, Decorous, Jakarta Design Centre, Jakarta.
  • 1999
    Stones Trough Time, Selasar Sunaryo Art Space.
  • 1998
    Titik Nadir, Selasar Sunaryo Art Space.

Selected Group Exhibition
  • 2008
    A Decade of Dedication: Ten Years Revisited, Selasar Sunaryo Art Space, Bandung.
  • 2007
    The 22nd Asian International Art Exhibition, Selasar Sunaryo Art Space, Bandung.
  • 2006
    Seniman Bandung Plus, Gracia Gallery, Surabaya.
    The 21st Asian International Art Exhibition, Singapore Art Museum, Singapore.
    Masa Lalu Masa Lupa, Cemeti Art House, Yogyakarta
  • 2005
    A Decade of the Rudana Museum, Museum Rudana, Bali.
    The 20th Asian International Art Exhibition, Ayala Museum, Manila, Phillipines.
    Exodus Barang, Nadi Gallery, Jakarta.
    Summit Event Bali Biennale Exhibition 2005, Arma Museum of Art, Ubud, Bali.
  • 2003
    Interpellation, CP Open Biennale 2003, Indonesian National Gallery, Jakarta.
  • 1999
    The Land  and Her People, Singapore Art Museum, Singapore.
  • 1997
    13 Nutid Kunstner fra Indonesien,Sophienholm Nybrovej Building, Lyngby, Denmark.
  • 1995
    9 Indonesiean Conyemporary Visual Artists, Antwerpen, Belgium.

Experiences
  • 1966
    Participate in sculpture garden planning for Conefo project in Jakarta. Since 1970 began to be involved in arts exhibition program in national and international scale in ASEAN countries, Japan, India, Europe and numbers of city in Australia and USA.
    Since 1970 began to execute a lot of commission monumental projects for Indonesian public.
  • 1985
    Involved in Technical Team for Aesthetical Element for Indonesian Pavilion at Expo 85 in Tsukuba, Japan.
  • 1986
    Coordinator for Technical Team for Aesthetical Element for Indonesian Pavilion at Expo 86 in Vancouver, Canada.
  • 1992
    Art Programmer for Bali Imperial Hotel
  • 1994
    Speaker for West Java Indonesian Architechture Association meeting. Its theme was "Cooperation between Architects and Fine Artists".
  • 1994
    Appointed as member of Board of Jury for sculpture competition "The Gate of Aerocity Technology" in Bandung, Indonesia, executed by PT IPTN.
  • 1995
    Member of Board of Jury for National Competition for Corner Sculpture of National Monument, Jakarta, Indonesia.
  • 1995
    Member of Board of Jury for the "Welcoming Sculpture" Competition at IPTN Bandung, Indonesia.
  • 1995
    Appointed as member of Board of Jury for Sculpture Association Competition for National Monument each corner. The event was held by Jakarta Disctrict Governor.
  • 1996
    Appointed as member of Board of Jury for Photography Festival and Exhibition, celebrating the 50th anniversary of Indonesian train. The event was held by National Train Company and Rotary Club Bandung, Indonesia.
  • 1997
    Speaker for "Artworks Application in City-Scale Project Development" discussion, commencing the 1997 Adirupa Citra Raya Award for Environment Sculpture Design Competition, held by Ciputra Group.
  • 1998
    Appointed as Chief of Jury for the 5th National Painting Competition, held by Indonesian Art Foundation in cooperation with Phillip Morris Foundation.
  • 1998
    Officiated "Selasar Seni Sunaryo" private museum at Jl. Bukit Pakar Timur no. 100 Bandung, Indonesia (now known as Selasar Sunaryo Art Space).
  • 1999
    Artistic Manager for "ART" performance by Studioklub Teater Bandung, played at Selasar Sunaryo Art Space (Bandung) and Teater Utan Kayu (Jakarta).
  • 1999
    Appointed as member of jury for the "9th Asian Art Biennale Bangladesh 1999" in Dhaka-Bangladesh.
Awards
  • 1978
    Second Prize winner for Graphic Competition, held by IAA and UNESCO in Paris.
  • 1979
    First Prize winner for Monument Competition at STOVIA Building Jakarta, Indonesia.
  • 1982
    Second Prize winner for "UNISPACE 82" Poster Competition, held by Indonesian Education and Cultural Department, Jakarta.
  • 1983
    First Prize winner for Bandung Lautan Api Monument Competition.
  • 1984
    First Prize winner for Dasasila Bandung Competition.
  • 1985
    First Prize winner for Perjuangan Rakyat Jawa Barat Monument Competition, in collaboration with PT Arsiplan Bandung.
    First Prize winner "Creative Textile" (Category E) for International Textile Competition and Exhibition in World Craft Council Conference Jakarta, Indonesia.
    First Prize winner for Yogya Kembali Monument Competition.
    First Prize winner for PT. Inti Bandung Monument Competition.
  • 1994
    First Prize winner for Menara Telkom National Competition in Jakarta, on behalf of PT Paramaloka Consultant Jakarta.
    First Prize winner in "The Philip Morris Group of Companies Indonesian Art Awards 1994" Painting Competition, held by Indonesian Art Foundation. The artwork have also been selected as one of the Best Five Paintings.
  • 1995
    Selected as "Honourable Mention" in "The Phillip Morris Group of Companies Asean Art Awards 1995" Painting Competition.
  • 1996
    Selected as one of the Best Ten Paintings in "The Phillip Morris Group of Companies Asean Art Awards 1996" Painting Competition.
  • 1998
    Honorable mention from Indonesian Minister of Tourism and Culture for enhancing Indonesian paintings creativity.
2001
Nominated in 2001 Ancol Landmark Competition.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMBANGUN INDONESIA MERDEKA

Gambar
Desain ini memvisualisasikan beberapa orang dengan latar belakang suku berbeda sedang bergotong royong dalam membangun sebuah tembok bata yang kokoh. Di sini tembok berperan sebagai Tanah Air Indonesia, yang dimana memerlukan fondasi yang kuat untuk mempertahankan kemerdekaannya tersebut. Faktanya perusak kemerdekaan adalah jati diri bangsa, jati diri dan perilaku individualisme dari setiap individu dalam bersosialisasi, maka dari itu terciptalah ide dalam merancang konsep desain ini yang tegas terlihat bahwa sedang dilakukannya gotong royong antar sesama masyarakat dalam membangun tembok pertahanan (tanah air/kemerdekaan). Alangkah manisnya jika kita sesama masyarakat Indonesia saling berbaur tanpa membeda-bedakan asal-usul dan latar belakang dalam bersosialisasi, khususnya yang mengandung hal positif seperti yang divisualkan melalui desain ini. Kita saling menjaga perasaan dan keberadaan sekitar, bersikap ramah dan saling membantu, serta tidak mengintimidasi at...
Baca selengkapnya

KEMERDEKAAN DIMULAI DARI KEBIASAAN

Gambar
Dalam perancangannya, desain ini mencoba mengisyaratkan mengenai didikan dari orang yang lebih tua mengenai kemerdekaan terhadap kaum muda agar pergerakan dan keeksistensian kemerdekaan Negara Indonesia dapat terus berlangsung sepanjang zaman, turun temurun, terus maju dan aktif tidak terhenti. Jika dilirik kenyataannya, banyak para orang tua mengutamakan pendidikan bahasa asing terhadap anaknya, itu tentu saja merupakan hal baik, namun banyak dari mereka lupa untuk mengajarkan anaknya (dan kaum muda) mengenai hal-hal yang berkaitan dengan nasionalisme. Ironis, jika anak bangsa lebih jauh mengenal kebudayaan asing ketimbang budaya lokal. Ironis, jika anak bangsa menjadi bintang kelas, superstar, sosok terpandang, namun tidak mengenal lebih dalam mengenai bangsanya. Jadi apa yang harus dibanggakan dari bangsanya? Hal ini menjadi masalah negara yang tersirat. Perlu adanya semangat, dorongan, dan peran aktif antar sesama untuk berperan dalam menggerakan kemerdekaan...
Baca selengkapnya